Kamis, 24 Februari 2011

Kemenangan 2014 : Antara Kader, Simpatisan dan Konstituen


Menarik bila akan membicarakan bagaimana nanti pileg dan pilpres di tahun 2014 mendatang. Apalagi SBY tidak memungkinkan lagi untuk maju sebagai presiden, maka pertempuran di arena Pilpres akan jauh lebih meriah dan melelahkan. Karena setiap kandidat akan memulai dari awal semua guna memenangkan pertempuran ini.

Bagaimana dengan PKS?

Terkait degan calon yang akan didukung oleh PKS, secara resmi memang belum diumumkan. Namun nama-nama seperti Hidayat Nur Wahid dan Sultan Hamengkubuwono X mempunyai kans besar untuk masuk di dalam bursa balonpres (bakal calon presiden). Tentu akan ada mekanisme internal partai yang akan mengaturnya.

Sekarang adalah waktunya bekerja. Bekerja untuk Indonesia!

PKS adalah partai kader. PKS terdiri dari barisan kader yang terhitung masih solid dibanding partai-partai lain, walaupun dari segi dana mungkin kalah jumlah dari partai-partai besar lainnya. Namun militansi kader PKS semua mengakuinya. Nah, menyongsong kemenangan tahun 2014 mendatang, akan banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Terutama menyangkut pembinaan dan pemeliharaan terhadap kader, simpatisan dan konstituen PKS.

Saya menemukan definisi menarik tentang kader, simpatisan dan konstituen PKS yang saya ambil dari sebuah milis yang membahas tentang PKS. Berikut tulisan dari anggotanya yang bernama Yusuf Caesar, sangat bagus untuk menjadi renungan. Oiya, beberapa bagian yang saya anggap sensitif, tidak saya tampilkan.


Kader
Orang yang secara formal terdaftar sebagai anggota PKS dan mengikuti proses pengkaderan di dalamnya. Secara terikat, merekalah yang menggerakan roda organisasi partai dan sayap-sayap organisasi partai. Saat ini komposisinya berkisar 500-2000 orang saja per DPD. Dihitung secara nasional, populasinya diperkirakan hanya 300 ribu - 400 ribu orang.

Hanya sedikit dari kalangan kader yang memiliki kendali terhadap kelompok di bawahnya, yaitu simpatisan. Diperkirakan hanya 10% kader yang menjadi kader inti, yang memiliki kendali terhadap 10-15 orang simpatisan.

Simpatisan
Orang yang pernah bersentuhan dengan Jamaah Tarbiyah, mengagumi manhajnya, terkesima dengan indahnya ukhuwah di dalamnya, namun tidak terikat dengan kerja-kerja organisasi partai. Secara tidak terikat, mereka mendorong masyarakat memilih PKS, mendukung kerja-kerja PKS yang bersifat insidental. Jumlahnya diperkirakan 3 - 4 kali lipat jumlah kader.

Separuh dari jumlah simpatisan diperkirakan masih dalam kendali kader-kader PKS dalam forum-forum halaqoh atau komunitas pengajian tidak terikat. Seperti kelompok halaqoh yang berisi kalangan profesional (pengacara, dokter, bankir dan manager perusahaan) yang sama sekali tidak pernah terlibat dalam kerja-kerja PKS.

Tipe sosiologis kalangan simpatisan adalah dari kaum terdidik, perekonomian menengah stabil dan tinggal di perkotaan. Hanya sebagian kecil yang tinggal di pedesaan. Mereka 100% (semuanya) bersikap kritis terhadap PKS dan berani memberontak / menolak kebijakan PKS. Kalangan simpatisan ini sangat rentan keluar-masuk dari PKS. Sulit untuk mengkomunikasikan kepada mereka apalagi menggunakan bahasa "tsiqoh dan taat" semata.

Konstituen
Orang yang memilih PKS dari khalayak umum yang menaruh harapan pada PKS. Total konstituen tergambar dalam perolehan hasil pemili 2009, yaitu sekitar 8 juta-an. Jumlah kader dan simpatisan diperkirakan hanya seperempat dari jumlah konstituen. Separuh dari simpatisan umumnya memegang kendali terhadap 5-10 orang konstituen. Mereka umumnya dari keluarga atau kerabat dekat. Separuh sisanya dari simpatisan hanya memiliki kendali 1-3 orang, kadang tidak memiliki kendali apa-apa.

Diperkirakan setiap kader juga memiliki kendali dengan jumlah kemampuan mengendalikan orang yang bervariatif. Kader yang memiliki halaqoh jelas memiliki kendali yang lebih besar terhadap konstituen daripada kader yang tidak memiliki halaqoh. Diperkirakan hanya 10% - 20% dari konstituen yang tidak memiliki ikatan emosional dengan kader atau simpatisan. Mereka memilih karena melihat PKS dari media televisi, radio dan koran.

Tipe sosiologis kalangan konstituen adalah sangat beragam. Namun mengingat sebagian besar disumbangkan dari peran kerabat dekat atau keluarga simpatisan, maka tipe sosiologisnya tidak jauh berbeda dengan simpatisan. Bedanya mereka kurang kritis, dan tidak terlalu peduli dengan kebijakan PKS. Pilihan politik mereka lebih banyak dikendalikan kader dan simpatisan yang memiliki ikatan emosional. 10% - 20% konstituen yang tidak memiliki ikatan emosional, melihat perilaku PKS dari etalase publik seperti televisi, koran dan obrolan warung kopi.

Menaikkan Suara PKS 2014
1. Meningkatkan jumlah kader yang memiliki halaqoh. Setidaknya 75% kader harus memiliki halaqoh sekurang-kurangnya 1 kelompok yang berisi 8-10 orang. Saat ini, diperkirakan hanya 10% dari kader yang memiliki halaqoh, dan 1 juta simpatisan. Jika hitungan ini terpenuhi, diperkirakan akan ada 2,5 juta simpatisan, dan 8 juta konstituen yang memiliki ikatan emosional dengan PKS. PKS tinggal mencari 8 juta suara lagi dari konstituen yang tidak memiliki ikatan emosional. 15% suara, Insya Allah akan diperoleh. Jumlah suara konstituen yang memiliki ikatan emosional dengan yang tidak memiliki ikatan emosional diupayakan seimbang.

2. PKS harus meningkatkan kemampuan komunikasi massa kader-kadernya, sehingga mengurangi jumlah simpatisan yang terpental. Di wilayah etalase publik, komunikasi massa juga diperlukan untuk berbicara dengan calon konstituen yang tidak memiliki ikatan emosional. Gaya komunikasi kader-kader PKS ini sangat payah, dan cenderung mengajak "berkelahi" simpatisan, konstituen dan umat islam lainnya.

3. Bersahabatlah dengan media. Jangan memusuhi media! Kader-kader PKS menyadari peran media yang besar dalam membangun citra informasi kepada publik, namuan kader PKS umumnya cenderung memusuhi media, dan membangun jejaring media sendiri. Jejarang media yang dibangun kader hanya akan efektif untuk kalangan kader sendiri dan sebagian simpatisan. (*)

Referansi :
1. Islam-kucinta.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda